Warisan: Antara Sakralitas dan Keserakahan

Warisan: Antara Sakralitas dan Keserakahan


Oleh : Muhamad Sarman. 

π™Žπ™ͺπ™¬π™–π™§π™–π™†π™žπ™©π™– - Harta warisan seharusnya menjadi peninggalan yang membawa keberkahan bagi keturunan, bukan justru menjadi sumber perpecahan. 

Ironisnya, sering kali perebutan warisan lebih menonjol daripada penghormatan kepada pewaris yang telah tiada. 

Sakralnya warisan bukan hanya terletak pada nilai materinya, tetapi juga pada nilai moral dan kebijaksanaan dalam membaginya.

Banyak keluarga yang awalnya harmonis berubah menjadi medan konflik ketika harta mulai diperebutkan. Rasa hormat kepada orang tua yang telah berjuang mengumpulkan harta terkadang terlupakan, digantikan oleh keserakahan dan tuntutan yang tak ada habisnya. 

Mediasi gagal, hubungan saudara retak, dan bahkan hukum pun kerap menjadi wasit dalam sengketa yang seharusnya bisa diselesaikan dengan musyawarah.

Yang lebih menyedihkan, dalam perebutan ini, sering muncul fitnah dan tuduhan yang tidak berdasar, hanya demi mendapatkan bagian lebih besar. Bukan hanya harta yang dipertaruhkan, tetapi juga harga diri dan nama baik keluarga.

Pada akhirnya, pertanyaannya adalah: apakah warisan itu benar-benar berkah jika harus diperoleh dengan saling menyakiti? Bukankah yang lebih berharga adalah menjaga hubungan baik, sebagaimana pewaris menginginkannya saat mereka masih hidup? 

Jika warisan adalah bentuk kasih sayang pewaris kepada ahli warisnya, mengapa justru ahli waris menjadikannya alasan untuk bermusuhan? Salam Nalar Akal Waras.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Add Comments


EmoticonEmoticon