Opini Publik: Pengusaha Geram, Resah, di Palak Ormas, Benarkah Demikian.

Fenomena ormas yang memalak pengusaha sebenarnya bukan hal baru, di duga sekarang semakin terang-terangan dan meresahkan dunia usaha. 

Banyak pengusaha yang akhirnya angkat suara karena beban biaya tambahan ini menggerus keuntungan dan menciptakan ketidakpastian bisnis.

Yang jadi pertanyaan, kenapa tidak ada ormas yang merasa perlu mengklarifikasi? Bisa jadi karena mereka memang merasa "berhak" atas praktik tersebut atau yakin bahwa kekuatan mereka cukup besar sehingga tidak perlu menjelaskan kepada publik. 

Di sisi lain, pengusaha yang berteriak juga mungkin merasa dilema: mereka butuh berbisnis dengan aman, tapi kalau terlalu vokal, takut ada konsekuensi lebih buruk.

Bagaimanapun, kalau ini dibiarkan, dampaknya bisa lebih luas. Investor asing bisa ragu masuk ke Indonesia, biaya produksi meningkat, dan akhirnya yang kena imbas adalah masyarakat karena harga barang naik. Kalau pemerintah tidak segera turun tangan, ekonomi bisa semakin terpuruk.

Dari satu sisi, banyak pengusaha memang memanfaatkan ormas untuk "menjinakkan" warga saat awal berusaha. Ormas jadi semacam perantara agar proyek bisa berjalan lancar tanpa banyak hambatan sosial. 

Tapi begitu bisnis sudah jalan, dan biaya-biaya tambahan dari ormas semakin membebani, barulah pengusaha merasa keberatan dan mulai berteriak.

Kalau melihat pola ini, bisa jadi ada dua kemungkinan:
1. Pengusaha sedang mencari perhatian – Mungkin mereka memang benar-benar merasa ditekan oleh ormas yang makin berani memalak, atau ini bagian dari strategi untuk menekan pemerintah agar lebih tegas dalam menindak ormas liar.

2. Pengalihan isu – Bisa saja ini dibuat ramai untuk mengalihkan perhatian publik dari isu korupsi besar yang sedang mencuat. Dengan membuat kisah "pengusaha vs ormas" menjadi headline, masyarakat jadi sibuk membahas ini dan lupa pada skandal yang lebih besar.

Memang, situasi di Indonesia selalu kompleks, penuh dengan kepentingan yang saling tumpang tindih. Sulit menentukan siapa yang benar-benar korban dan siapa yang sebenarnya hanya memainkan peran untuk keuntungan tertentu.

Di satu sisi, pengusaha merasa dirugikan oleh praktik ormas yang memalak. Tapi di sisi lain, mereka sendiri sering bekerja sama dengan ormas saat butuh "backing" untuk kelancaran bisnis. Lalu, kalau ada kemungkinan ini pengalihan isu korupsi, siapa yang sedang diuntungkan dengan mengangkat isu ini?

Di Indonesia, setiap isu besar sering kali berkaitan dengan kepentingan politik dan ekonomi yang lebih luas. Kalau kita lihat pola yang terjadi, biasanya ada pihak yang diuntungkan dan pihak yang dikorbankan. Pertanyaannya, siapa yang sedang memainkan catur politik ini? (Penulis: MSar/Anggota LPK Trankonmasi) 









Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Add Comments


EmoticonEmoticon